Jika …


Jika aku diberi panjang usia, apa yang aku lakukan? Aku tak tahu sebab aku juga tak tahu apakah kesehatanku kelak akan mampu menopang angan-angan yang ingin kuwujudkan di dunia saat aku sudah menua.

Dunia semakin pudar kelezatannya di hatiku. Jikalau saat ini aku bergerak dalam arus keseharian, itu hanya karena memang aku harus bergerak, sekadar bertahan hidup, terkadang dengan rasa terpaksa karena hawa nafsuku tak mau tunduk juga sampai sekarang.

Kalau pun ada keinginan yang tersisa, itu tak lagi banyak dan tak muluk-muluk.

Jika aku diizinkan menua, aku ingin menyelesaikan umur yang terus menghitung mundur menuju penghabisan usia bersama orang-orang kucintai dan mencintaiku. 

 Aku bahkan tak punya cita-cita menjadi orang yang rajin beribadah. Ibadahku sederhana saja, sekadar memenuhi kewajibanku sebagai makhluk yang lemah, mengingat Tuhan semampuku, juga berbuat baik kepada sesama, setidaknya tak ingin mengganggu atau menyakiti. Itu saja. 

Mungkin keinginan-keinginan yang kuangan-angankan itu tak terkabul sebab Tuhan lebih tahu apa yang baik. Meski begitu, aku sering enggan menerima jika yang Dia turunkan adalah masalah dan kesusahan. 

Aku tentu tak bisa sok pasrah jika hati ini mangkel kepada ketentuan Tuhan. Bisa saja aku berdusta kepada orang, tetapi apa aku manpu mendustai diriku sendiri dan Tuhan?

Jika aku diizinkan menua, aku berharap Tuhan membantuku untuk jujur pada diriku sendiri, dan menyelamatkanku dari diriku sendiri.

Aghitsna, ya arhamar rahimin.

Leave a comment